Penunjukan Resmi dan Masa Kontrak
Inter Milan resmi menunjuk Cristian Chivu sebagai pelatih kepala baru mereka per 9 Juni 2025. Keputusan ini hanya berselang beberapa hari sejak Simone Inzaghi hengkang dari kursi pelatih, tepatnya pada 3 Juni, usai kekalahan telak 0-5 dari Paris Saint-Germain di partai puncak Liga Champions.
Penunjukan Chivu menandai awal dari restrukturisasi di level staf kepelatihan klub, menyusul musim yang penuh tekanan dan kekecewaan. Pelatih asal Rumania itu menandatangani kontrak berdurasi dua tahun, yang akan berlaku hingga Juni 2027. Opsi perpanjangan terbuka tergantung pada kinerja tim di bawah arahannya.
Inter Milan: Latar Belakang Cristian Chivu
Karier Sebagai Pemain
Nama Cristian Chivu tak asing bagi publik Giuseppe Meazza. Ia membela Inter Milan sebagai bek antara 2007 hingga 2014, dan menjadi bagian dari skuad legendaris yang meraih treble winners di musim 2009–10 bersama pelatih José Mourinho. Dikenal sebagai pemain bertahan yang cerdas dan disiplin, Chivu mengukir reputasi lewat kemampuan membaca permainan dan kecakapannya dalam berbagai posisi di lini belakang.
Awal Meniti Karier Kepelatihan Inter Milan
Usai pensiun dari lapangan hijau, Chivu memilih tetap berkiprah dalam dunia sepak bola. Ia mulai melatih di akademi Inter sejak 2018, memegang peran di berbagai level usia mulai dari U-14 hingga U-19. Salah satu pencapaian terbaiknya datang pada musim 2021–22, ketika ia sukses membawa tim Primavera menjuarai liga junior Italia. Keberhasilan itu membuat namanya diperhitungkan sebagai calon pelatih masa depan.
Pada Februari 2025, Chivu menerima tantangan berat dengan mengambil alih Parma, yang kala itu tengah terpuruk di zona degradasi Serie A. Dalam waktu singkat, ia mampu mengangkat performa tim secara signifikan.
Inter Milan: Prestasi Saat Menangani Parma
Saat ditunjuk menjadi pelatih, Parma berada di posisi ke-18 klasemen dan sangat dekat dengan ancaman turun kasta. Namun, di bawah asuhan Chivu, tim menunjukkan kebangkitan luar biasa. Dalam 13 pertandingan terakhir musim 2024–25, Parma sukses meraih 16 poin penting. Salah satu momen krusial terjadi pada laga pamungkas saat mereka menumbangkan Atalanta dengan skor 3-2.
Rangkaian hasil tersebut membuat Parma lolos dari degradasi dan menyelesaikan musim di posisi ke-16, mengumpulkan total 36 poin. Peningkatan performa ini menjadi bukti nyata kepiawaian Chivu dalam mengelola tim dalam situasi sulit. Selain membenahi organisasi permainan, ia juga berhasil mengembalikan kepercayaan diri para pemain dalam waktu yang relatif singkat.
Selama masa tugasnya, Parma memperlihatkan peningkatan signifikan dalam pertahanan dan organisasi permainan. Mereka berhasil menahan imbang tim-tim besar seperti Napoli, Lazio, dan bahkan Inter sendiri. Selain itu, Parma juga mengejutkan banyak pihak dengan kemenangan atas Juventus.
Kinerja ini menjadi bukti bahwa Chivu punya kapasitas untuk mengelola tim dalam tekanan besar. Ia meninggalkan Parma secara resmi pada hari yang sama dengan penunjukannya di Inter, yakni 9 Juni 2025.
Tantangan Baru di Inter Milan
Penunjukan Chivu menandai era baru di Inter. Ia datang ke klub dengan kombinasi pengalaman sebagai mantan pemain, pelatih akademi, serta keberhasilan di Parma. Tantangannya tidak ringan. Ia harus memulihkan mentalitas tim yang baru saja mengalami kekalahan besar di final Eropa dan menjaga kompetitivitas di Serie A dan Liga Champions.
Filosofi permainannya mengedepankan kedisiplinan pertahanan, penguasaan bola yang efektif, serta fleksibilitas dalam menyerang. Ia dikenal teliti dalam detail teknis dan taktik. Pendekatannya diyakini mampu membentuk gaya bermain Inter yang lebih terstruktur dan efisien.
Strategi Taktis dan Fokus Jangka Panjang
Perbaikan Lini Pertahanan
Chivu kemungkinan besar akan memprioritaskan kestabilan lini belakang. Selama di Parma, ia membuktikan kemampuannya mengurangi jumlah kebobolan secara signifikan. Di Inter, ia mewarisi skuat yang kuat secara individu namun rapuh dalam transisi bertahan. Penekanannya pada komunikasi dan koordinasi antar pemain belakang menjadi kunci utama reformasi taktis.
Penguasaan Bola dan Serangan Terencana
Selain soliditas bertahan, Chivu juga mengutamakan kontrol bola di lini tengah. Ia cenderung membangun serangan dari bawah, dengan pergerakan antar lini yang terorganisir. Ini berbeda dari gaya langsung yang beberapa kali diterapkan Inzaghi dalam musim-musim terakhir.
Integrasi Pemain Muda
Sebagai mantan pelatih akademi, Chivu diperkirakan akan membuka jalan bagi pemain muda. Inter sendiri sudah mulai menambahkan talenta muda seperti Petar Sučić dan bek muda Luis Henrique. Diharapkan, dia akan memperkuat jalur pembinaan dari akademi menuju tim utama secara berkelanjutan.
Ujian Pertama di Piala Dunia Antarklub
Tugas pertama Chivu tidak menunggu lama. Ia akan memimpin Inter dalam ajang Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 yang digelar di Amerika Serikat. Inter akan menghadapi Monterrey pada laga pembuka mereka pada 17 Juni di Seattle, sebelum melawan Urawa Red Diamonds dan River Plate di fase grup.
Turnamen ini akan menjadi kesempatan bagi Chivu untuk menerapkan ide-idenya dalam kompetisi tingkat tinggi sebelum Serie A dimulai kembali pada Agustus. Penampilan Inter di turnamen ini juga bisa memberi gambaran awal tentang identitas baru tim di bawah kepemimpinannya.
Kesimpulan
Cristian Chivu kembali ke Inter dengan membawa harapan besar. Ia datang sebagai pelatih muda, cerdas, dan berpengalaman membentuk tim dari dasar. Dari prestasi di akademi hingga penyelamatan Parma dari degradasi, Chivu telah menunjukkan bahwa ia punya visi dan kapasitas untuk memimpin di level tertinggi.
Dengan dukungan manajemen klub, skuat berbakat, dan pengalaman pribadi sebagai bagian dari sejarah emas Inter, Chivu punya peluang untuk membentuk generasi baru kesuksesan. Masa baktinya hingga 2027 akan menjadi periode penting bagi arah baru klub ini di Italia dan Eropa.